tears_of_the_sun

Sinopsis Film Tears of The Sun 2003

Film Tears of The Sun menceritakan satu tim pasukan khusus Angkatan Laut AS yang melakukan misi penyelamatan di wilayah Afrika. Saat itu, Nigeria tengah mengalami kekacauan dan kerusuhan akibat permasalahan antaretnis. Perang saudara dan aksi kudeta militer menyebabkan banyak korban jiwa. Mustafa Yakubu adalah seorang jendral yang memimpin kudeta pemerintahan Presiden Samuel Azuka. Kini, Yakubu dan pasukannya telah menduduki Nigeria dan melakukan berbagai kekejaman. 

Di sisi lain, Letnan AK Waters dan timnya baru saja mendarat di kapal induk kesatuan AS. Mereka baru menyelesaikan misi pengevakuasian warga Amerika dari Nigeria. Namun, Kapten Rhodes memberi mereka waktu sebentar untuk beristirahat sebelum kembali dan melaksanakan misi berikutnya. Dalam sebuah ruang briefing, Rhodes menugaskan tim Waters untuk mengevakuasi dr. Lena Kendricks yang berstatus warga negara AS karena pernikahannya. Selain itu, mereka juga harus membawa serta seorang imam dan dua biarawati yang ada bersama Kendricks. 

Misi Pengevakuasian

Rhodes menegaskan Waters dan timnya hanya melakukan kontak senjata sebagai tindak mempertahankan diri. Mereka harus membawa target ke titik penjemputan dan misi pun selesai. Maka, setelah mempersiapkan amunisi dan bekal untuk tiga hari perjalanan, Waters dan timnya pun berangkat pada malam hari. Sebelum melanjutkan, ada baiknya kita berkenalan dengan anggota tim Waters. Mereka adalah Zee, Slo, Red, Lake, Silk, Doc, dan Flea. Singkatnya, mereka sampai di titik penerjunan dan segera menemukan lokasi target yang harus mereka evakuasi. 

Waters mendapati Lena yang tengah melakukan operasi dan menyampaikan maksud kedatangannya. Sebagai dokter, Lena baru menemui Waters setelah menyelesaikan operasinya. Kemudian, Lena menolak jika ia harus pergi bersama tim Waters dan meninggalkan para pengungsi di tempat ia berada kini. Waters berusaha memberi pengertian bahwa target misinya hanya Lena, sang imam, dan kedua biarawati. Namun, Lena berkeras sehingga Waters tidak memiliki pilihan selain menuruti kemauannya. 

Keesokan harinya, mereka mengumpulkan para pengungsi yang sehat dan mampu melakukan perjalanan jauh untuk berangkat menuju titik penjemputan. Akan tetapi, sang imam dan dua biarawati memutuskan untuk tinggal karena pengungsi yang terluka masih membutuhkan perawatan. Maka, Waters dan timnya memulai perjalanan mengawal Lena dan para pengungsi tersebut. Mereka harus bergegas menempuh jarak sejauh 12 kilometer untuk sampai ke titik penjemputan. 

Malamnya, saat beristirahat, salah satu anggota tim Waters melacak gerakan para pemberontak yang mendekat. Mereka segera menyembunyikan para pengungsi dalam semak-semak demi menghindari kontak senjata. Sayangnya, satu orang anggota pemberontak tertinggal di belakang dan hampir memergoki mereka. Tim Waters segera membereskannya dalam senyap dan menyembunyikan mayatnya sebelum para pemberontak menyadari ada anggotanya yang hilang. 

Pergi dan Kembali

Lena memperingatkan bahwa para pemberontak tersebut menuju ke kamp pengungsi yang telah mereka tinggalkan. Namun, Waters memutuskan untuk tetap melanjutkan misinya menuju lokasi penjemputan. Dugaan Lena benar. Para pemberontak sampai ke kamp pengungsi dan membantai semua orang di tempat itu, termasuk sang imam dan kedua biarawati yang masih berada di sana. Sementara itu, Waters dan rombongannya tiba di lokasi penjemputan. 

Sayangnya, hanya satu helikopter yang mendarat di tempat itu dan terbongkarlah rencana Waters yang sebenarnya. Waters memaksa Lena memasuki helikopter dan meninggalkan para pengungsi di tempat itu. Lena sangat marah mengetahui hal itu, tetapi ia pun tak mampu berbuat apa-apa. Setelah seluruh timnya memasuki helikopter, mereka pun mengudara dan meninggalkan para pengungsi yang putus asa di sana. 

Saat helikopter itu melintasi kamp pengungsi yang mereka tinggalkan, Waters melihat bagaimana kekejaman para pemberontak itu. Maka, mengikuti hati nuraninya, Waters memerintahkan pilot helikopter untuk berputar haluan dan kembali ke posisi rombongan pengungsi yang telah mereka tinggalkan. Sesampainya di tempat semula, Waters memerintahkan helikopter itu memuat pengungsi secukupnya dan segera meninggalkan tempat tersebut. Kemudian, bersama timnya dan Lena, Waters akan mengawal rombongan yang tersisa menuju perbatasan Kamerun. 

Dalam perjalanan itu, anggota Waters menemukan keanehan. Entah bagaimana caranya, para pemberontak itu selalu bisa melacak rute yang mereka tempuh. Namun, satu lagi anggota timnya melaporkan apa yang ia lihat di kejauhan. Dalam sebuah desa, para pemberontak menyiksa, memerkosa, dan membantai seluruh penduduk. Hal itu membuat Waters dan timnya merasa tidak boleh tinggal diam. Maka, mereka pun bertindak. Dengan skill dan strategi yang efektif, Waters dan timnya berhasil menyelinap dan menghabisi para pemberontak di desa itu. 

Informan dan Penyusup

Setelah membereskan semuanya, Waters dan rombongannya kembali melanjutkan perjalanan. Namun, anggota tim Waters kembali menemukan para pemberontak dapat melacak rute perjalanan mereka. Bahkan, para pemberontak itu semakin mendekat dengan cepat. Tiba-tiba, seorang pengungsi berusaha melarikan diri, tetapi tim Waters dengan mudah melumpuhkannya dan menemukan sebuah alat pelacak pada dirinya. Akhirnya, pengungsi yang kabur itu mengakui bahwa ialah yang membocorkan rute mereka. Ia melakukan itu karena para pemberontak menahan keluarganya. 

Akan tetapi, Waters dan timnya mencurigai penyebab lain terkait keberadaan informan pemberontak itu. Ternyata, dua orang di antara rombongan pengungsi itu adalah pangeran Arthur Azuka, putra Presiden Samuel Azuka dan pengawalnya. Waters marah karena Lena merahasiakan hal itu darinya. Situasi semakin runyam ketika Rhodes menyatakan keberadaan Arthur Azuka akan membuat misi AS mendapat anggapan mencampuri permasalahan internal suatu negara. Namun, Rhodes mengatakan akan sebisa mungkin mendapat bantuan angkatan udara dan meminta Waters bergegas menuju perbatasan. 

Waters yang menghadapi dilema mengumpulkan seluruh anggota timnya. Ia mengutarakan bahwa dirinya telah membawa mereka melenceng dari misi yang seharusnya. Dengan itu, ia telah menempatkan seluruh anggota timnya dalam bahaya. Lalu, Waters juga membebaskan mereka jika ingin pergi, sementara ia akan tetap melanjutkan pengawalannya menuju perbatasan Kamerun. Ajaibnya, seluruh anggota tim itu memutuskan tetap mengikuti perintah sang letnan. Sebagian besar merasa tergugah karena rasa kemanusiaan mereka. Satu anggota menyatakan tetap mengikuti sang letnan karena sangat menghormatinya. 

Atas Nama Kemanusiaan

Maka, delapan orang tentara khusus itu pun harus menghadapi gempuran para pemberontak yang jumlahnya jauh lebih banyak. Sekuat tenaga mereka berusaha mengamankan jalan bagi para pengungsi untuk dapat mencapai perbatasan  Beberapa anggota tim Waters harus gugur dalam pertempuran itu. Di antaranya adalah Slo, Lake, Flea, dan Silk. Waters dan anggota timnya yang tersisa berusaha bangkit dan tidak meninggalkan satu sama lainnya. Di saat-saat terakhir, pesawat pesawat tempur AS membombardir pasukan pemberontak dan mengakhiri perburuan mereka. 

Lena dan para pengungsi sempat tertahan di gerbang perbatasan, tetapi Rhodes datang dan membawa surat resmi sehingga semuanya pun mendapat izin untuk memasuki wilayah Kamerun. Dari kejauhan, terlihat Waters bersama Red, Doc, dan Zee telah sampai di sana. Meski penuh dengan luka, mereka berempat selamat. Para pengungsi sangat berterima kasih kepada Waters dan turut berduka atas anggota timnya yang harus gugur demi melindungi mereka. Rhodes memerintahkan agar Waters dan anak buahnya segera mendapat perawatan medis. 

Rhodes juga berjanji untuk menemukan jasad anggota tim yang meninggal dalam pertempuran. Kemudian, Lena menyusul Waters dan yang lainnya menaiki helikopter yang membawanya pergi dari tempat itu. Para pengungsi yang berada di Kamerun merasa lega akan kebebasan mereka dan bersukacita menyambut Arthur Azuka, putra mendiang Presiden Samuel Azuka. Keberadaan Arthur sangat berarti karena selain menjabat sebagai presiden, ayahnya juga seorang kepala suku. Maka, dengan adanya Arthur sebagai pewaris dari kepala suku, mereka masih memiliki seorang pemimpin. 

FAQ Sinopsis Film Tears of The Sun 2003

Trailer Tears of The Sun 2003

Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah penilai: 7

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *