d3-the-mighty-ducks

Sinopsis Film D3: The Mighty Ducks 1996

Film D3: The Mighty Ducks ini merupakan sekuel terakhir dari trilogi The Mighty Ducks. Dalam dua film sebelumnya, kita memasuki jalan ceritanya melalui Gordon Bombay sebagai karakter utama. Bagaimana Gordon kecil mengalami kegagalan yang membuatnya berhenti bermain hoki. Ia bekerja sebagai pengacara yang arogan angkuh. Namun, pertemuan dengan sebuah tim hoki anak-anak tidak hanya menjungkirbalikkan, tetapi mengubah hidup dan cara pandangnya. 

Hal-Hal Baru yang Menyebalkan

Kini, kita akan menaruh perhatian pada Charlie Conway, seorang pemain yang juga menjadi kapten tim The Ducks. Setelah memenangkan turnamen bersama tim nasional hoki junior Amerika, Charlie dan kawan-kawannya mendapat beasiswa di Eden Hall Academy. Namun, kehadiran mereka mendapat sambutan yang kurang baik dari tim hoki akademi. Tim akademi itu merasa kedatangan Charlie dan kawan-kawannya telah merebut tempat yang seharusnya menjadi milik tim junior mereka. 

Di samping itu, Charlie merasa Gordon lebih memilih pekerjaan barunya daripada menjadi pelatih The Ducks. Meski Gordon  meyakinkan bahwa ia telah menemukan seseorang yang tepat untuk menggantikannya, Charlie tetap saja merasa kesal. Selain Charlie, Dean Portman dan Jesse Hall juga menyayangkan keputusan Gordon. Bahkan, Dean memilih untuk tidak menghadiri kegiatan di akademi barunya. 

Sementara anggota baru The Ducks duduk dengan khidmat menyimak pidato dari kepala akademi, para senior The Ducks malah mengacaukan acara tersebut. Kemudian, The Ducks harus berlatih bersama pelatih baru mereka, yaitu Ted Orion. Meskipun Ted adalah seorang mantan pemain NHL, The Ducks merasa kesulitan mengikuti ritme latihan darinya. Khususnya, ketika tim itu harus menerapkan formasi dan teknik pertahanan dua arah milik yang menjadi ciri khas Ted. 

Ted tidak hanya menerapkan latihan yang keras dan disiplin, tetapi juga memaksa The Ducks meninggalkan semua gaya lama tim Ducks yang penuh dengan trik. Di sisi lain, Adam Banks telah memenuhi syarat untuk memasuki akademi dan meninggalkan tim Ducks. Dalam pertandingan pertamanya, The Ducks hanya mendapat hasil seri meskipun sempat unggul jauh di awal. Lalu, konflik antara The Ducks dan tim akademi berlanjut dalam sebuah pertandingan tanpa izin. 

Keterpurukan dan Kesendirian

Ted memergoki hal itu dan menyatakan dengan tegas bahwa The Ducks telah mati. Hal itu membuat Charli benar-benar marah dan memutuskan untuk meninggalkan tim. Ia bahkan berniat meninggalkan akademi dan mencari jalan sendiri untuk memulai kariernya sebagai pemain hoki. Semula Fulton mengikuti apa yang Charlie lalukan. Namun, ada sesuatu yang membuat Fulton menyesali hal itu. Maka, ia pun memilih untuk kembali dalam tim meskipun tanpa Charlie. 

Kini, Charlie yang sendiri sebenarnya merasa sangat kesepian. Ia merasa saat itu banyak sekali hal yang membuatnya kecewa. Kepergian Gordon, kedatangan Ted Orion, masalah dengan tim akademi, dan yang lainnya membuat Charlie merasa muak. Maka, ia pun menjauhkan diri dari semua orang, termasuk tim dan bahkan ibunya. Tak lama kemudian, kabar kematian Hans yang merupakan rekan dekat Gordon membuat keadaan pun bertambah suram. 

Setelah menghadiri pemakaman Hans, Gordon mengunjungi Charlie. Lalu, Gordon membawa Charlie kembali ke Eden Hall dan berbicara dari hati ke hati dengannya. Gordon menceritakan banyak hal mengenai pelatih penggantinya, Ted Orion. Sebenarnya, Ted adalah pemain dari Minnesota North Stars. Namun, ia mengakhiri kariernya dan tinggal di Dallas untuk merawat putrinya yang mengalami kelumpuhan. Charlie terdiam saat mendapati kenyataan bahwa di balik ketegasan dan karakter kerasnya, Ted memiliki jiwa penyayang. 

Kemudian, Gordon menceritakan kisah tentang dirinya. Bagaimana kejadian demi kejadian menuntunnya hingga bertemu dan menjadikannya pelatih The Ducks. Berdasarkan pengalamannya, Gordon memberi tahu bahwa Charlie adalah jiwa dari timnya, yaitu The Ducks. Gordon mengatakan ia juga menyampaikan hal yang sama tentang Charlie kepada Ted. Bahkan, Gordon menyebut Charlie sebagai The Miracle of Minnesota yang sesungguhnya. Gordon dan juga Ted sebenarnya memiliki harapan yang besar terhadap Charlie.

Ceramah dari Gordon itu membuat Charlie tersentuh sehingga ia pun menemukan kembali semangatnya. Selain itu, Charlie juga merasa bersalah atas segala sikapnya terhadap Ted. Maka, ia pun memutuskan untuk kembali ke dalam tim. Lalu, Charlie menemui pelatihnya dan mengatakan ia bersedia dan ingin bermain hoki dengan formasi pertahanan dua arah. Meskipun keheranan, Ted pun dengan senang hati menyambutnya. 

Pengacara Gordon Bombay

Masalah lainnya timbul ketika Dean Buckley sang kepala akademi menginformasikan bahwa dewan pengawas memutuskan untuk mencabut beasiswa The Ducks. Dewan juga memberi kesempatan pada Ted untuk memilih tim baru yang ingin dilatihnya. Namun, Ted dengan sangat tegas menolak keputusan tersebut dan mengancam akan mengundurkan diri dari akademi. Hal itu membuat para dewan pengawas mengadakan rapat keesokan harinya.

Dalam rapat tersebut, Gordon Bombay datang dan bertindak sebagai pengacara untuk membela The Ducks. Gordon yang memang pernah menjadi pengacara handal berhasil mengintimidasi dewan pengawas. Akhirnya, para dewan pun mengembalikan beasiswa The Ducks karena tidak mau mencari masalah dengan Gordon. Namun, pihak akademi merasa tidak puas dengan hal itu. Mereka menantang The Ducks dalam sebuah pertandingan resmi. Apabila kalah, The Ducks harus meninggalkan akademi, tetapi jika The Ducks menang, tim akademi akan menyandang nama The Mighty Ducks. 

Sebelum bertanding, Ted memberikan seragam The Ducks kembali. Hal itu membuat Charlie dan kawan-kawannya merasa memiliki tekad dan kekuatan baru. Maka, pertandingan tim akademi melawan The Ducks pun mulai. Akademi menguasai hampir sepanjang jalan pertandingan. Namun, The Ducks menerapkan pertahanan yang sangat tangguh sehingga mempertahankan hasil imbang tanpa gol sampai akhir babak kedua. Tiba-tiba, Adam Banks kembali ke tim dan menyalakan kembali semangat The Ducks. 

Menjelang akhir permainan, The Ducks mendapatkan dua penalty dan harus bermain hanya dengan tiga orang. Ted meminta time out. Kalah dalam jumlah, Ted mengerahkan tiga pemain terkuatnya untuk menghadapi lawan, yaitu Banks, Charlie, dan Goldberg. Ted juga memercayakan kembali Charlie sebagai kapten. Ia menginstruksikannya untuk menjaga dan menciptakan peluang kemenangan bagi timnya. Pertandingan pun kembali berlanjut. 

The Real Minnesota Miracle

Akademi menggempur hingga waktu tersisa kurang dari satu menit. The Ducks melakukan penyelamatan gemilang dengan Charlie yang mengambil posisi bertahan untuk mengamankan gawangnya. Charli melakukan manuver dan melewati pemain bertahan tim lawan. Di saat-saat terakhir, ia membuktikan kembali kelayakannya sebagai kapten tim. Bukannya memaksakan diri mencoba mencetak gol, Charlie memberi umpan kepada Goldberg. Sesaat Goldberg tertegun, tetapi kemudian ia melakukan tembakan dengan segenap kemampuannya dan mencetak gol. 

Pertandingan berakhir. The Ducks menang atas akademi dengan skor tipis 1-0. Charlie mendatangi Goldberg yang masih tertegun dan memeluknya. Semua pendukung The Ducks bersorak dan membuat arena menjadi riuh. Charlie mendatangi Ted dan memeluk pelatihnya yang hebat itu. Ia juga sangat merasa bahagia karena mendapati Gordon menyaksikan pertandingan tersebut. Di seberang, logo The Mighty Ducks berkibar menggantikan logo tim akademi. Gordon Bombay meninggalkan arena pertandingan tersebut. Ia tersenyum dan tidak pernah berhenti merasa bangga akan The Mighty Ducks.

FAQ Sinopsis Film D3: The Mighty Ducks 1996

Trailer D3: The Mighty Ducks 1996

Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah penilai: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *