D2-the mighty-ducks

Sinopsis Film D2: The Mighty Ducks 1994

Film D2: The Mighty Ducks mengawali kisahnya dengan Gordon Bombay, sang pelatih, yang kini kembali bermain hoki. Dengan kemampuannya, Gordon menjadi pemain bintang di liga kecil alias divisi dua. Oleh karena itu, ia memiliki prospek yang kuat untuk menjadi pemain divisi utama dalam liga nasional. Sayangnya, ia mendapatkan cedera lutut yang cukup parah sehingga kariernya sebagai pemain pun berada di ujung tanduk. 

Selebriti Gordon Bombay

Gordon mendapat tawaran untuk melatih tim hoki nasional Amerika junior untuk sebuah turnamen dan ia menerimanya. Ia mendapati sebagian besar anggota tim tersebut adalah para pemain The Ducks. Tim tersebut juga memiliki lima pemain baru yang berasal dari seluruh penjuru Amerika. Mereka adalah Dean Portman, Julie Gaffney, dan Luis Mendoza. Selain itu, ada juga Ken Wu yang mantan skater dan Dwayne Robertson seorang cowboy yang pandai mengolah puck di lapangan.

Fakta bahwa dirinya adalah pemain bintang membuat Gordon berubah. Ia menyandang status layaknya selebriti dan menikmati gaya hidup mewah. Hal itu membuatnya tanpa sadar telah mengabaikan timnya. Namun, tim Amerika cukup beruntung di babak-babak awal turnamen. Mereka bertemu Trinidad dan Italia sebagai lawan yang cukup mudah. Amerika pun melibas dua tim tersebut dan meraih kemenangan.

Dalam turnamen, Fulton dan Dean mendapat julukan sebagai Bash Brothers. Hampir tidak ada lawan yang mampu menembus pertahanan kedua pemain itu. Sementara itu, Julie meminta Gordon untuk memberinya kesempatan bermain sebagai penjaga gawang. Namun, Gordon menangguhkannya karena merasa Goldberg sedang berada dalam kondisi terbaik dan puncak permainannya. 

Keberuntungan tim Amerika seakan runtuh dalam pertandingan selanjutnya. Mereka menelan kekalahan dari tim Islandia dengan skor telak 12-0. Tim Amerika bermain buruk saat itu. Julie dan Portman bahkan harus keluar dari lapangan. Di samping itu, Adam Banks yang merupakan pemain bintang mengalami cedera pada pergelangan tangannya. Semua hal tersebut membuat Gordon merasa frustrasi. 

Namun, bukannya melakukan rehat atau introspeksi, Gordon malah mendorong anak-anak asuhnya dengan latihan yang keras. Hal itu mengakibatkan seluruh anggota tim kelelahan tugas-tugas sekolah mereka menjadi terbengkalai. Michelle Mckay yang merupakan tutor tim tidak tinggal diam melihat hal itu. Ia turun tangan dengan membatalkan jadwal latihan. Michelle juga tidak ragu untuk mengonfrontasi Gordon sebagai pelatih tim. 

Mencintai Hoki

Setelah mendapatkan istirahat yang cukup, para pemain tim Amerika pun merasa lebih baik. Dalam satu kesempatan, mereka bertemu dan bermain hoki dengan tim hoki jalanan. Ternyata, momen tersebut membuat para pemain belajar bagaimana bermain hoki dengan gaya khas Amerika dan menjadi diri mereka sendiri. Di sisi lain, Gordon mendapat kunjungan dari rekan lamanya, yaitu Hans. Hans melihat Gordon sangat tertekan dan kembali memberinya pencerahan dengan mengingatkan bahwa bermain hoki karena mencintai permainan itu. 

Ketika tim Amerika menghadapi Jerman, mereka tidak mendapati Gordon. Charlie mengatakan kepada wasit bahwa Michelle adalah asisten pelatih tim itu sehingga mereka bisa melaksanakan pertandingan. Dalam pertandingan tersebut, tim Amerika berjuang sangat keras bahkan hanya untuk mempertahankan skor imbang hingga harus memasuki babak ketiga. Akhirnya, Gordon tiba dan meminta maaf atas keterlambatannya. Ia juga meminta maaf atas berbagai kelalaian yang ia lakukan. 

Kehadiran Gordon sang pelatih membuat tim Amerika kembali bersemangat. Ia kembali menjadi inspirasi bagi timnya. Dan, tim Amerika pun memenangkan pertandingan dengan formasi flying-V yang pernah menjadi andalan The Ducks. Gordon mengistirahatkan Banks yang sedang cedera. Meski awalnya mengeluh, Banks pun menerima dan bersedia dukuk di bangku cadangan. 

Karena posisi Banks yang kosong, Charlie merekrut seorang pemain hoki jalanan bernama Russ Tyler. Dengan teknik unik bernama knucklepuck-nya, Tyler membawa tim Amerika menang melawan Rusia dan melaju ke final untuk menghadapi Islandia lagi. Tim Islandia yang pernah mengalahkan mereka itu memiliki pelatih bernama Stansson yang merupakan mantan pemain NHL. 

Pemimpin Sejati

Menjelang permainan, Charlie menunjukkan karakter kepemimpinannya. Ia menyadari bahwa timnya sangat membutuhkan keterampilan Tyler untuk menghadapi Islandia. Sementara itu, cedera Banks telah sembuh dan ia telah memulihkan kondisinya. Maka, Charlie pun menyerahkan posisinya demi kebutuhan tim. Dan, tibalah saatnya bagi tim Amerika untuk melakukan pertandingan final melawan Islandia. 

Tim Islandia mengandalkan kekuatan fisik dan berhasil mendominasi pertandingan sejak menit-menit awal. Namun, tim Amerika mendapat penalti. Ken melakukan eksekusi dan berhasil mencetak gol. Kemudian, pertandingan berlangsung dengan sangat keras. Gordon bahkan merasa bahwa hal itu lebih mirip sirkus daripada pertandingan. Dalam ruang ganti, Gordon memberi motivasi yang memberikan seragam The Ducks. Hal itu membuat tim Amerika merasa terlahir kembali dan bertekad untuk mengerahkan seluruh kemampuannya. 

Pertandingan kedua tim itu pun berlanjut. Connie, Banks, Luis, dan Russ yang menyamar sebagai Goldberg berhasil membuat The Ducks mendapat angka. Lalu, kedua tim pun harus menjalani adu penalti. The Ducks sementara unggul dengan skor 4-3. Namun, penembak terakhir dari Islandia adalah Gunnar Stahl yang merupakan top skorer dalam turnamen tersebut. Untuk itu, Gordon menarik Goldberg dan menggantikannya dengan Julie. 

Gordon melakukan hal itu bukan tanpa alasan. Ia sangat paham Goldberg begitu tangguh di bawah mistar gawang, tetapi mereka membutuhkan kecepatan respons Julie untuk menghentikan Gunnar. Maka, Julie pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ia dapatkan. Ia berhasil menahan tembakan Gunnar dengan dramatis dan membuat The Ducks menjadi pemenang pertandingan tersebut. Tim Amerika pun berhasil menjuarai turnamen itu. 

Film berakhir dengan seluruh tim yang telah berada di Minessota. Mereka berkumpul mengelilingi api unggun dan menyanyikan lagu berjudurl We  are The Champions ciptaan grup band Queen yang legendaris.

FAQ Sinopsis Film D2: The Mighty Ducks 1994

Trailer D2: The Mighty Ducks 1994

Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah penilai: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *