Harry Potter - 1

Sinopsis Film Harry Potter and The Sorcerer’s Stone 2001

Bertahun-tahun setelah menggagalkan usaha Grindelwald untuk menjadi pemimpin tertinggi dunia sihir, Albus Dumbledore kini telah menjadi kepala sekolah Hogwarts. Siapa sangka di sekolah tersebut seorang anak laki-laki dengan bekas luka sambaran petir di kepalanya akan memulai petualangannya dalam dunia sihir dalam kisah Harry Potter and The Sorcerer’s Stone. 

Harry Potter

Suatu malam, dua orang penyihir menyusuri jalanan dalam sebuah permukiman. Mereka menuju sebuah rumah milik keluarga Dursley. Albus Dumbledore dan rekannya yang bernama Minerva McGonagall tengah membicarakan sesuatu tentang apa yang akan mereka lakukan saat itu. 

Kemudian, seseorang bertubuh besar bergabung dengan mereka setelah tiba mengendarai motor terbangnya. Pria bernama Hagrid itu menyerahkan bayi yang digendongnya kepada Albus. Dalam balutan selimutnya, bayi yang memiliki bekas luka berbentuk sambaran kilat itu tampak tertidur pulas. Lalu, setelah meyakinkan McGonagall dan Hagrid, Albus meletakkan si bayi di depan pintu rumah keluarga Dursley. 

Sepuluh tahun berlalu dan Harry Potter kini telah menjadi seorang remaja. Selama ini, ia tinggal bersama keluarga Dursley. Namun, baik paman maupun bibi dan sepupunya tidak pernah memperlakukan Harry dengan baik. Vernon Dursley sang paman tidak menyukai Harry, sementara Pettunia yang merupakan adik dari ibu kandung Harry pun lebih menyayangi anak kandungnya sendiri, yaitu Dudley. Maka, tidak heran apabila Dudley pun kerap kali membuly Harry. 

Ketika berlibur di kebun binatang, sebuah insiden membuat Harry tanpa sadar mengeluarkan kekuatan sihirnya. Kaca pembatas kandang seekor ular menghilang dan ular penghuni kandang itu pergi setelah mengucap terima kasih kepada Harry. Lalu, Dudley tersungkur masuk ke dalam kandang dan tak dapat keluar karena tiba-tiba kaca pembatas tersebut muncul kembali. 

Menuju Hogwarts

Kembali di rumah keluarga Dursley, Harry menerima sebuah surat aneh dan undangan untuk memasuki sekolah sihir Hogwarts. Akan tetapi, Dudley mengambil surat itu dan menyerahkannya kepada Vernon. Seakan menyebunyikan sesuatu, Vernon dan Pettunia menyobek surat dan undangan itu. Namun, surat tersebut terus saja berdatangan hingga area sekitar rumah keluarga Dursley penuh dengan burung hantu yang mengantar surat tersebut. 

Keluarga Dursley memutuskan mengungsi ke sebuah tempat terpencil demi menghindari burung-burung hantu pengantar surat itu. Sayangnya, hal itu tidak mengubah keadaan dan Harry terus menerima surat beserta undangan untuk bersekolah di Hogwarts. Hingga suatu malam, Hagrid menjebol pintu tempat keluarga Dursley dan menjemput Harry Potter secara langsung. Setelah memberi sedikit pelajaran kepada keluarga Dursley, Hargrid pun pergi bersama Harry. 

Bersama Haggrid, Harry mengambil emas yang merupakan warisan dari orang tua kandungnya dari tempat penyimpanan di Gringotts. Lalu, mereka membeli segala perlengkapan sekolah untuk Harry di kompleks pertokoan bernama Diagon Alley, termasuk tongkat sihir. Mr. Olivander, pembuat dan pemilik toko tongkat sihir, terkejut saat mengetahui tongkat yang memilih Harry adalah tongkat dengan inti yang sama dengan milik Voldemort. 

Perlahan-lahan, Harry pun mulai mengenal sosok ayah dan ibunya, serta masa lalunya yang berhubungan dengan Voldemort. Ia adalah satu-satunya anak yang bertahan hidup setelah Voldemort memberinya sebuah kutukan kematian. Kutukan yang menyebabkan kematian orang tuanya dan sambaran kilat di dahinya. Bahkan, Voldemort menghilang setelah itu dan hingga saat ini, para penyihir menganggap namanya sebagai tabu dan tidak boleh disebutkan. 

Setelah mendapatkan semua perlengapan sekolahnya, Hagrid mengantar Harry menuju stasiun kereta Api. Di stasiun itulah, Harry bertemu dengan keluarga Weasley dan berkenalan dengan Ron. Maka, Harry dan Ron memasuki peron tiga perempat, menaiki kereta, dan memulai perjalanannya menuju Hogwarts. Dalam kompartemen kereta itulah, Harry dan Ron bertemu dan berkenalan dengan Hermione Granger. 

Gryffindor dan Quidditch

Harry, Ron, dan Hermione sampai di Hogwarts. Profesor McGonagall menyambut mereka beserta para murid tahun pertama lainnya dan mengantar mereka menuju aula. Profesor Albus Dumbledore mengucapkan selamat datang dan bergabung kepada para murid baru. Ia juga mengatakan agar para murid tidak mengunjungi hutan terlarang dan lantai tiga di Hogwarts. 

Semua orang menyambut dan tampak antusias melihat Harry Potter. Salah satunya, adalah seorang anak bernama Draco Malfoy. Malfoy yang angkuh dan meremehkan keberadaan Ron dan membuat Harry enggan berjabat tangan dengannya. Kemudian, para murid baru mengenakan topi seleksi untuk dapat menentukan di asrama mana mereka akan bergabung. 

Sementara topi seleksi memutuskan Draco Malfoy memasuki Asrama Slytherin, Harry lebih memilih untuk bergabung dengan Gryffindor bersama Ron dan Hermione. Para anggota Gryffindor pun bersorak gembira menerima kedatangan seorang Harry Potter. Lalu, acara penyambutan murid baru itu berlanjut dengan pengenalan para guru yang akan mengajar di Hogwarts. Di antaranya adalah Profesor Quirrell yang menjadi guru pertahanan terhadap ilmu sihir hitam. 

Harry pernah bertemu dengan Quirrel saat akan menuju Diagon Alley bersama Hagrid. Kemudian, Harry merasakan sakit pada bekas lukanya saat ia bertatap muka dengan Profesor Snape yang mengajarkan ramuan. Keesokan harinya, Harry memulai kegiatan dan dan sangat menikmati kesehariannya di Hogwarts. Ia juga bersahabat dengan Ron dan Hermione. 

Profesor McGonagall menemukan potensi Harry dalam Quidditch dan memperkenalkannya kepada Oliver Woods, kapten tim Quidditch Gryffindor. Selain mendapatkan posisi seeker dalam tim itu, McGonagall juga menghadiahkan sebuah sapu terbang terbaru bermerk Nimbus 2000 kepada Harry. Lalu, melalui Hermione, Harry pun menemukan bahwa James Potter, ayahnya, pernah menjadi seorang seeker terbaik di Griffyndor dan Hogwarts. 

Flaffy dan Nicolas Flamel

Beberapa waktu sebelumnya, Harry sempat melihat berita di surat kabar mengenai pembobolan sebuah brankas di Gringots. Lalu, Harry teringat bahwa Hagrid sempat mengambil sesuatu yang penting atas perintah Albus Dumbledore. Sempat pula Harry, Ron, dan Hermione tersesat ke lantai tiga di Hogwarts. Mereka memasuki sebuah ruangan yang dijaga oleh seekor anjing berkepala tiga yang langsung membuat ketiga tokoh utama itu lari ketakutan. Namun, Hermione sempat melihat bahwa anjing itu seolah tengah menjaga sesuatu di dalam ruangan tersebut. 

Harry mendapatkan pelatihan singkat mengenai quidditch dari Oliver Woods. Ketika pertandingan quidditch antara Griyffindor melawan Slytherin, Harry dan timnya berada dalam tekanan. Sapu terbang Harry seakan mengalami masalah. Hermione menyadari masalah tersebut dan mengira penyebabnya adalah profesor Snape yang terlihat sedang merapal mantra ke arah Harry. Lalu, Hermione membakar sebagian jubah Snape dan membuat kepanikan dalam tribun para guru. 

Dengan demikian, Harry mendapatkan kembali kendali atas sapu terbangnya. Bertepatan dengan itu, Harry melihat snitch melintas dan segera mengejarnya. Meski harus bersaing dengan seeker dari Slytherin, Harry akhirnya mampu mendapatkan snitch dengan mulutnya dan membuat Gryffindor memenangkan pertandingan tersebut. 

Saat berjalan bersama Hagrid, Harry menanyakan tentang keberadaan seekor anjing berkepala tiga yang pernah dan kedua sahabatnya temui. Hagrid mengatakan bahwa anjing itu bernama Flaffy. Selain itu, secara tidak sengaja, Hagrid mengatakan bahwa keberadaan Flaffy memiliki hubungan dengan rahasia antara Albus Dumbledore dan Nicolas Flamel. Nama yang terakhir itu membuat Harry semakin penasaran. 

Saat malam natal, Harry mendapat hadiah dari seseorang yang tidak dikenalnya. Ternyata, hadiah itu adalah jubah gaib yang merupakan peninggalan ayahnya untuk Harry. Ron memberi tahu Harry bahwa jubah tersebut dapat menyembunyikan keberadaan orang yang memakainya. Lalu, Harry menggunakan jubah itu untuk mencari tahu mengenai Nicolas Flamel di perpustakaan. Filch si penjaga sekolah hampir memergoki Harry, tetapi Harry berhasil lolos dengan memakai jubah gaib miliknya. 

Misteri Batu Bertuah 

Di tempat lain, dari balik jubah gaibnya, Harry berpapasan dengan Snape dan Quirrell. Saat, itu, Harry sempat mendengar sedikit pembicaraan antara keduanya dan Snape seakan sedang mengancam Quirrell. Snape hampir mengetahui keberadaan Harry, tetapi lagi-lagi Harry yang tidak terlihat mampu meloloskan diri dan memasuki sebuah ruangan. Dalam ruangan itu, Harry melihat sebuah cermin yang menampilkan bayangan kedua orang tuanya. 

Hampir sepanjang malam, Harry memandangi bayangan kedua orang tuanya melalui cermin itu. Lalu, Albus memergoki Harry dan mengatakan bahwa ia akan memindahkan cermin itu. Albus menganggap keberadaan Cermin Tarsah, yang mampu memperlihatkan keinginan hati orang yang memandangnya, tidak memiliki manfaat dan justru memancing kegilaan dalam diri seseorang. Albus meminta Harry untuk tidak melihat cermin tarsah itu lagi. 

Keesokan harinya, Hermione menemukan informasi mengenai Nicolas Flamel. Nic Flamel adalah satu-satunya orang yang mampu menciptakan sorcerer’s stone atau batu bertuah. Sebuah yang dapat menghasilkan ramuan untuk hidup abadi.  Kemudian, Harry, Ron, dan Hermione membuat kesimpulan bahwa keberadaan Flaffy di koridor terlarang Hogwarts adalah untuk menjaga batu itu. Malamnya, Harry dan kedua temannya menemui Hagrid untuk mencari informasi tambahan. 

Sayangnya, Draco Malfoy memergoki ketiga sahabat itu dan melaporkannya kepada Profesor McGonagall. Maka, Harry, Ron, Hermione, termasuk Malfoy, pun mendapat hukuman karena melanggar kedisiplinan. Mereka harus mencari seekor unicorn yang hilang di hutan bersama Hagrid. Saat itulah Harry melihat sosok voldemort yang tengah meminum darah unicorn. 

Sementara Malfoy melarikan diri, Voldemort menyerang Harry. Namun, seekor centaurus menyelamatkannya dan membuat voldemort yang tidak berwujud manusia itu kabur. Centaur yang menyelamatkan Harry memperingatkan bahwa ada sesuatu yang sangat berbahaya dalam Hogwarts saat ini. 

Sekutu Voldemort

Keesokan harinya, Harry dan dua sahabatnya kembali mendapat informasi dari Hagrid mengenai cara menjinakkan Flaffy. Lalu, ketiganya menyimpulkan bahwa saat ini, Voldemort mengincar batu bertuah itu untuk mendapatkan keabadian. Ia membutuhkan cara untuk menjinakkan Flaffy. Harry mencurigai Snape adalah orang yang akan memberitahukan rahasia itu kepada Voldemort. Sayangnya, saat hendak melaporkan masalah tersebut kepada Albus, sang kepala sekolah itu sedang tidak berada di Hogwarts. 

Harry merasa ia harus bertindak agar Voldemort tidak mendapatkan sorcerer’s stone. Maka, bersama Ron dan Hermione, Harry memasuki ruangan tempat Flaffy dan mendapati anjing itu telah tertidur berkat alunan musik harpa yang ada di sampingnya. Lalu, Harry dan kawan-kawan memasuki ruangan rahasia yang selama ini dijaga oleh Flaffy. Dengan bantuan kedua sahabatnya, Harry berhasil melewati setiap rintangan hingga menemukan Profesor Quirrell di ruangan terakhir. 

Quirrell yang berdiri di depan cermin tarsah akhirnya mengungkap kebenaran. Selama ini, Harry menaruh kecurigaan kepada orang yang salah. Quirrell adalah orang yang mencoba mencelakai Harry dalam pertandingan quidditch, sedangkan Snape justru berusaha melindungi Harry. Lalu, Quirrell membuka penutup kepalanya dan memperlihatkan Voldemort yang hidup sebagai parasit dalam tubuhnya. 

Harry melihat bayangannya dalam cermin yang dilihat oleh Quirrel dan Voldemort. Lalu, Harry menyadari sesuatu dan menemukan batu bertuah dalam saku celananya. Mengetahui hal ini, Voldemort mencoba membujuk Harry dengan berjanji akan menghidupkan orang tuanya kembali, tetapi Harry tidak memercayainya. Quirrel menyerang dan melumpuhkan Harry yang hendak melarikan diri. Namun, Harry menyentuh tangan Quirrell dan membuatnya melepuh seketika. 

Kemudian, Quirrel mencoba mengambil batu bertuah yang terjatuh di samping Harry, tetapi Harry memegang wajah Quirrell hingga membuat seluruh tubuh Quirrell menjadi hangus dan hancur. Lalu, Voldemort melepaskan jiwanya dari tubuh Quirrell dan menerjang Harry. Harry tidak bisa menahan serangan Voldemort yang masih terlalu kuat baginya itu. Maka, ia pun terjatuh dan tidak sadarkan diri. 

Liburan 

Harry mendapati dirinya telah berada di ruang medis di Hogwarts saat terbangun. Tidak lama kemudian, Albus menemui Harry dan mereka mulai mengobrol. Albus memberitahu Harry bahwa Ron dan Hermione baik-baik saja. Selain itu, Albus mengatakan bahwa Voldemort memiliki banyak cara untuk mendapatkan kehidupannya kembali. Namun, ia juga meyakinkan bahwa Harry lebih kuat dari sosok yang menyebabkan kematian kedua orang tuanya itu. 

Dalam aula Hogwarts, para siswa tengah mendapat jamuan akhir tahun sebelum liburan. Albus mengumumkan keberhasilan Gryffindor merebut Piala Asrama. Kepala sekolah itu juga memberi penghargaan kepada Harry, Ron, dan Hermione atas keberanian mereka menggagalkan rencana Voldemort. Dengan demikian, Harry telah menjalani satu tahun pembelajarannya di Hogwarts dan dunia sihir. Dalam kepulangannya, ia selalu merasa bahwa Hogwarts dan dunia sihir tersebut akan selalu menjadi rumahnya.

FAQ Sinopsis Film Harry Potter and The Sorcerer's Stone 2001

Trailer Harry Potter and The Sorcerer’s Stone 2001

Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah penilai: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *