Harry Potter and The Chamber of Secrets

Sinopsis Film Harry Potter and The Chamber of Secrets 2002

Peringatan Dobby 

Dalam film Harry Potter and The Chamber of Secret, Harry menjalani sisa liburan musim panasnya di rumah keluarga Dursley. Ia menyiapkan sebuah jamuan untuk tamu penting yang akan datang mengunjungi Paman Vernon. Saat kembali ke kamarnya, Dobby si peri rumah muncul dan memperingatkan Harry agar tidak kembali ke Hogwarts. 

Harry menolak karena tidak mengerti alasan Dobby memperingatkannya. Namun, Dobby bersikeras dan membuat kekacauan di rumah keluarga Dursley. Akibatnya, Paman Vernon mengurung Harry di kamar dan melarangnya untuk pergi ke Hogwarts lagi. Akan tetapi, Ron bersama kedua kakaknya, yaitu Fred dan George Weasley, menjemput Harry menggunakan mobil terbang milik ayah mereka. 

Ron dan kedua kakaknya membawa Harry pergi meninggalkan rumah keluarga Dursley, menuju kediaman keluarga Weasley yang disebut dengan The Burrow. Di situ, Harry pun mulai mengenal keluarga Weasley yang sangat baik kepadanya. Ia juga bertemu dengan Ginny, adik perempuan Ron yang selalu gugup dengan wajah memerah saat menatap Harry. Ginny akan memulai tahun tahun pertamanya di Hogwarts. 

Bersama-sama dengan keluarga Weasley, Harry pergi ke Diagon Alley. Sayangnya, ia salah mengucap mantra saat menggunakan bubuk floo untuk melakukan teleportasi sehingga tersasar di sisi lain Diagon Alley. Tempat itu bernama Knockturn Alley dan sebagian besar penyihir di tempat itu adalah penyihir hitam. Mereka hendak mengganggu Harry, tetapi Hagrid datang tepat waktu dan membawa Harry pergi dari tempat itu menuju Diagon Alley. 

Harry kembali bertemu dengan Ron dan Hermione di Diagon Alley. Harry dan teman-temannya bertemu dengan seorang penyihir penulis terkenal yang bernama Gilderoy Lockhart. Lalu, mereka juga bertemu dengan Lucius dan Draco Malfoy. Di tempat itu, Lucius terang-terangan memuji Voldemort dan meremehkan Harry, teman-temannya, juga keluarga Weasley. 

Tahun Kedua di Hogwarts

Tanpa sepengetahuan siapa pun, Lucius menyusupkan sebuah buku dalam tas berisi perlengkapan sekolah Ginny. Kemudian, tibalah waktunya semua untuk menaiki kereta menuju Hogwarts. Sayangnya, Harry dan Ron tidak mampu memasuki peron tiga perempat dan membentur tembok. Maka, Ron berinisiatif untuk menuju Hogwarts bersama Harry menggunakan mobil terbang milik ayahnya. 

Harry dan Ron mendarat di Pohon Dedalu Perkasa. Pendaratan keras itu menyebabkan tongkat sihir Ron patah. Ron belum mengerti mengapa mobil ayahnya itu menjadi tidak terkendali ketika si mobil membawa mereka menuju Hogwarts. Dengan kasar si mobil itu melemparkan Harry dan Ron beserta barang-barang mereka keluar, kemudian meninggalkan mereka kembali menuju hutan terlarang. 

Baru saja memasuki Hogwarts, Harry dan Ron mendapati Snape yang menyambut dan langsung memarahi mereka. Snape menunjukkan bagaimana tindakan nekat mereka itu menarik perhatian para muggle. Ia pun mengancam akan mengeluarkan mereka. Untungnya, Profesor Albus dan McGonagall datang dan memberitahukan bahwa Harry dan Ron hanya akan mendapat hukuman di dalam Hogwarts.

Harry, Ron, dan Hermione pun memulai kembali pembelajaran mereka di Hogwarts. Mereka mendapati Gilderoy Lockhart mengajar sebagai guru pertahanan ilmu hitam. Sayangnya, pria yang memiliki banyak penggemar itu justru membuat kelasnya sendiri berantakan. Selain itu, tim quidditch Gryffindor harus berebut lapangan latihan dengan Slytherin yang kini memiliki Draco Malfoy sebagai anggota barunya. 

Harry juga harus menjalani hukumannya dengan membantu Lockhart membalas surat-surat dari penggemarnya. Suatu malam, Harry mendengar sebuah bisikan. Ia berpapasan dengan Hermione dan Ron saat mencari asal bisikan itu. Anehnya, hanya Harry yang mendengarnya. Meski demikian, kedua sahabatnya itu tetap menemaninya mencari sumber bisikan itu. Lalu, ketiganya menemukan sebuah tulisan yang dibuat dengan darah di dinding. 

Kamar Rahasia 

Tulisan itu berbunyi “Kamar rahasia telah dibuka, musuh pewaris berhati-hatilah!” Tidak jauh dari situ, Argus, kucing milik Filch telah membatu. Filch mendapati Harry dan kawan-kawannya berada di dekat kucingnya dan menyalahkan mereka. Para siswa hogwarts mulai berkerumun dan terlihat mencurigai Harry. 

Filch hendak menyerang Harry, tetapi Albus dan McGonagall kembali membela Harry. Snape ingin menginterogasi Harry, tetapi Lockhart tiba, membuktikan alibi Harry, dan membuat Albus memutuskan Harry tidak bersalah karena tak ada bukti yang memberatkannya. 

Keesokan harinya, Hermione menanyakan perihal kamar rahasia pada McGonagall. Profesor McGonagall pun menceritakan asal mula kamar rahasia. Salazar Slytherin, salah satu pendiri Hogwarts, menciptakan kamar tersebut. Kamar tersebut berisi sesosok makhluk mengerikan yang akan membunuh siapa saja yang bukan keturunan darah murni penyihir. Selain itu, hanya pewaris dari Salazar Slytherin yang dapat membuka kamar tersebut. 

Harry dan kawan-kawannya mulai mencurigai Draco sebagai pewaris Salazar. Hari-hari di Hogwarts pun berlanjut. Tim Gryffindor kembali berhadapan dengan Slytherin dalam pertandingan quidditch. Sebuah bola terus mengincar Harry dalam pertandingan itu. Namun, Harry tetap dapat mengalahkan Draco dalam perebutan snitch dan membuat Gryffindor memenangkan pertandingan. 

Sayangnya, Harry mengalami cedera pada tangannya. Lockhart yang mencoba menyembuhkan justru memperburuk keadaan sehingga Harry harus menjalani perawatan dan menginap di ruang medis. Di ruang medis itu, Dobby kembali mendatangi Harry dan mengaku bahwa ialah penyebab semua masalah yang Harry alami. Ia yang memblokir portal menuju peron tiga perempat. Ia juga yang telah membuat mobil sihir milik ayah Ron menggila dan membuat bola quidditch mengincar Harry. 

Tubuh-Tubuh yang Membeku

Dobby melakukan semua itu demi membuat Harry meninggalkan Hogwarts agar jauh dari sebuah bahaya. Setelah Dobby menghilang, para guru Hogwarts membawa seorang siswa yang membeku. Albus mengatakan bahwa siswa itu menjadi korban dari makhluk penghuni kamar rahasia dan menyatakan Hogwarts dalam keadaan darurat. 

Setelah pulih dan keluar dari ruang medis, Harry memberitahukan semua itu kepada dua sahabatnya. Lalu, Hermione memulai pembuatan ramuan polijus agar Harry dan Ron dapat menyamar sebagai teman dekat Draco untuk mencari informasi dari putra Lucius Malfoy itu. Kembali dalam kelas Lockhart, Harry dan Draco mendapat giliran untuk berlatih duel. 

Dalam duel tersebut, Draco memunculkan seekor ular, tetapi Harry mengatasi ular itu dengan parseltongue (bahasa ular). Semua siswa terkejut menyaksikan kemampuan Harry itu. Maka, seisi sekolah pun semakin mencurigai bahwa Harry adalah pewaris Salazar Slytherin yang telah membuka kamar rahasia. Harry semakin tersudut karena Filch memergokinya tengah berdiri di dekat seorang siswa yang membeku. Bahkan, McGonagall harus menyerahkan penanganan Harry kepada Albus. 

Saat Harry berada dengan Albus dalam kantor kepala sekolah, Hagrid datang dan mengatakan Harry bukanlah penyebab semua insiden di Hogwarts itu. Ternyata, Albus pun meyakini bahwa Harry tidak bersalah, tetapi hanya berada di waktu dan tempat yang salah. Keesokan harinya, Harry dan Ron meminum ramuan polijus buatan Hermione dan menemui Draco. Namun, Draco tidak mengetahui apa-apa dan bukan pula pewaris Salazar. 

Diary Tom Riddle

Saat Hermione menjalani perawatan akibat kesalahan ramuan polijus buatannya, Harry menemukan sebuah diary dalam toilet yang tengah kebanjiran. Melalui diary itu, Harry mengetahui bahwa Hogwarts pernah mengalami insiden yang sama 50 tahun yang lalu, yaitu tubuh-tubuh yang membeku. Insiden itulah yang membuat Hagrid harus masuk penjara karena dicurigai sebagai pewaris Slytherin. 

Peristiwa-peristiwa berikutnya semakin membuat Harry tertekan. Ia menemukan kamarnya berantakan dan diary Tom Riddle menghilang. Lalu, Harry dan Ron mendapat kabar bahwa Hermione pun telah menjadi korban. Kini, tubuh Hermione membeku dan berada di ruang medis. Kemudian, Cornelius Fudge sang Menteri Sihir mencabut wewenang Albus sebagai kepala sekolah dan membawa Hagrid ke sebuah penjara bernama Azkaban. 

Beruntung, Hagrid sempat memperingatkan Harry dan Ron yang saat itu berada di pondoknya. Tersembunyi dalam jubah gaib dan berkat petunjuk Hagrid, Harry dan Ron berhasil keluar dari pondoknya. Mereka mengikuti sekawanan anak laba-laba yang menuntun keduanya bertemu dengan Aragog, induk para laba-laba. Dari Aragog, Harry dan Ron mengetahui bahwa dalam peristiwa 50 tahun yang lalu, Hagrid ditangkap hanya berdasarkan tuduhan seseorang. Hagrid bukan seorang Slytherin dan bukan pula pewaris dari Salazar. 

Saat Aragog pergi, laba-laba kecil pun mencoba menyerang Harry dan Ron. Namun, mobil sihir milik ayah Ron menyelamatkan dan mengembalikan mereka ke Hogwarts. Setibanya di Hogwarts, tanpa sengaja Harry dan Ron mendengar para guru tengah membicarakan hilangnya Ginny Weasley. Lalu, Snape menginstruksikan Lockhart untuk mencari dan menemukan Ginny. 

Menyelamatkan Ginny

Harry dan Ron bermaksud menemui Lockhart untuk memberinya informasi yang mereka ketahui. Namun, mereka terkejut mendapati Lockhart justru hendak melarikan diri. Saat itulah Lockhart mengakui bahwa semua kisah dalam bukunya bukan merupakan kisah petualangannya. Kecewa mengetahui bahwa Lockhart adalah seorang pengecut, Harry dan Ron memaksa pria itu untuk mengikuti mereka menuju kamar rahasia. 

Harry menemukan pintu menuju kamar rahasia di toilet. ia membukanya dengan parseltongue dan masuk bersama Ron dan Lockhart. Dalam kamar rahasia, Lockhart mencoba menyerang Harry dan Ron setelah merebut tongkat sihir milik Ron. Sayangnya, tongkat Ron yang rusak justru membuat Lockhart hingga membentur dinding. Benturan tersebut membuat langit-langit runtuh dan memisahkan Ron dari Harry. 

Kemudian, sementara Ron mencari jalan keluar, Harry meneruskan perjalanannya dalam kamar rahasia hingga menemukan Ginny yang sedang tidak sadarkan diri. Harry menghampiri Ginny dan mendapati diary Tom Riddle tergeletak tidak jauh darinya. Tiba-tiba, Tom Riddle menampakkan dirinya dan mengungkap semua fakta atas insiden yang terjadi di Hogwarts. 

Basilisk dan Fawkes

Nama Tom Riddle adalah identitas dari Voldemort saat masih muda. Wujudnya yang berdiri di hadapan Harry saat adalah penggalan memori. Sejak awal, ia telah merasuki Ginny. Ia menggunakan Ginny untuk membuka pintu kamar rahasia dan menulis pesan darah di dinding. Harry dan Riddle alias Voldemort mulai bersitegang. 

Di tengah-tengah ketegangan itu, Fawkes, phoenix milik Albus mendatangi Harry dan membawakannya topi seleksi. Riddle memanggil makhluk penunggu kamar rahasia yang bernama Basilisk dengan parseltongue. Lalu, Basilisk mulai memburu Harry, tetapi Fawkes menerjang dan membutakan sepasang mata ular raksasa itu. Namun, Basiliks terus mengejar Harry dengan mengandalkan kepekaan indranya. 

Harry berhasil memperdaya Basilisk dan mendekat kepada Ginny, tetapi ular raksasa itu bangkit dan kembali menyerangnya. Saat itulah, sebuah pedang berwarna perak muncul dari dalam topi seleksi. Harry langsung mengambil pedang itu dan menusuk kepala Basilisk hingga tewas meski harus merelakan dirinya tertusuk gigi Basilisk yang beracun. 

Gryffindor Sejati

Menggunakan sisa tenaganya, Harry mencabut gigi Basilisk dari tubuhnya dan menusuk diary Tom Riddle. Tusukan itu mengakibatkan bayangan Riddle membuyar dan menghilang. Untuk kedua kalinya, Harry berhasil menggagalkan rencana kebangkitan Voldemort. 

Tidak lama kemudian, Ginny sadar dan mendapati Harry berada di sampingnya. Sayangnya, Harry tengah sekarat akibat luka dari gigitan Basilisk. Namun, Fawkes menghampiri Harry dan meneteskan air matanya untuk menyembuhkan luka Harry. Kemudian, Fawkes membawa Harry, Ginny, Ron, dan Lockhart keluar dari kamar rahasia yang mengerikan. 

Harry kini berada di ruang kepala sekolah bersama Albus. Albus memberi tahu Harry bahwa kemampuan berbicara dengan bahasa ular itu Harry dapatkan setelah terkena kutukan dari Voldemort semasa kecilnya. Harry sempat meragukan dirinya sebagai Gryffindor, tetapi Albus meyakinkan bahwa Harry adalah seorang Gryffindor. 

Albus mengetahui bahwa Harry menggunakan pedang yang muncul dari topi seleksi. Ternyata, pedang itu milik Godric Gryffindor, salah satu pendiri Hogwarts dan asrama Gryffindor. Albus menambahkan hanya keberanian seorang Gryffindor sejati yang bisa membuat pedang itu menampakkan wujudnya. Tiba-tiba, Lucius Malfoy memasuki ruangan bersama Dobby. 

Libur tanpa Ujian

Harry menyadari bahwa Lucius adalah orang yang menaruh diary Tom Riddle dalam tas milik Ginny. Albus pun memperingatkan Lucius agar tidak lagi menyelundupkan barang-barang milik Riddle alias Voldemort ke dalam Hogwarts. Lucius yang marah pun pergi meninggalkan kantor Albus. Namun, Harry yang telah menyiapkan sesuatu mengikutinya. 

Harry mengembalikan diary Tom Riddle kepada Lucius. Lucius memberikan buku itu kepada Dobby dan menyuruh peri rumah itu membawanya. Akan tetapi, Harry menyuruh Dobby untuk membuka buku itu. Dobby pun melakukannya dan menemukan sebuah kaus kaki. Dobby mengira itu adalah pemberian dari Lucius dan dengan pemberian itu Lucius telah membebaskan Dobby dari pekerjaannya sebagai pelayan keluarga Malfoy. 

Lucius semakin kesal karena termakan tipu muslihat Harry. Ia hendak menyerang Harry, tetapi Dobby melindungi Harry dan membuat Lucius terpental jauh dengan sihirnya. Lucius Malfoy pun pergi dengan dongkol sembari memberi ancaman yang tampaknya tidak membuat Harry merasa takut sama sekali. 

Hogwarts pun kembali tenang. Para siswa yang membeku akibat ulah Basilisk telah kembali normal, termasuk Hermione. Kini, semuanya telah berkumpul di aula. Hagrid pun telah bebas dari Azkaban. Lalu, Profesor Albus Dumbledore mengumumkan bahwa situasi darurat selama beberapa waktu terakhir, pembelajaran di Hogwarts menjadi tidak kondusif. 

Maka, ia memutuskan untuk meniadakan ujian akhir tahun dan mempersilakan para murid untuk menikmati liburan lebih awal. Para murid menyambut keputusan sang kepala sekolah dengan bersorak gembira. Suasana aula makan yang riuh itu pun mengakhiri sekuel kedua dari petualangan Harry Potter ini.

FAQ Sinopsis Film Harry Potter and The Chamber of Secrets 2002

Trailer Harry Potter and The Chamber of Secrets 2002

Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah penilai: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *