the mighty ducks

Sinopsis Film The Mighty Ducks 1992

Kita akan melihat seorang anak kecil bernama Gordon di awal film The Mighty Ducks ini. Kala itu, Gordon kecil gagal mengeksekusi penalti dalam pertandingan final hoki es. Ia membuat timnya gagal meraih gelar juara dan hanya mendapatkan posisi runner up. Hal itu membuat Gordon merasa sedih. Ia menangisi akibat dari kesalahannya yang membuat banyak orang kecewa. 

Puluhan tahun kemudian, Gordon telah dewasa dan berprofesi sebagai pengacara. Ia bersifat angkuh dan arogan. Selain itu, orang-orang mengenal Gordon sebagai pengacara yang akan melakukan apa pun untuk bisa memenangkan kasus dalam pengadilan. Atasan Gordon yang bernama Ducksworth kerap memuji pekerjaannya yang bagus. 

Suatu malam, Gordon harus berurusan dengan polisi karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Akibatnya, atasan Gordon memerintahkannya untuk melakukan kerja sosial selama 500 jam dengan melatih sebuah tim hoki es anak di Distrik 5. Ia melakukan hal itu agar nama firma hukum tempatnya bekerja tidak tercemar. Gordon yang tidak punya pilihan lain pun terpaksa menuruti perintah atasannya itu. 

Distrik 5

Di suatu tempat, Charlie, Dave, Averman, dan Peter adalah sekelompok anak yang usil. Mereka kerap melakukan aksi prank kepada orang lain di jalanan. Suatu sore, mereka harus lari terbirit-birit karena orang yang terkena ulah mereka tidak terima. Di sisi lain, Gordon tiba di sebuah lapangan hoki di Distrik 5. Ia memperkenalkan diri kepada sekumpulan anak yang sedang berlatih hoki di tempat itu sebagai pelatih mereka. 

Ternyata, Charlie dan kawan-kawannya juga merupakan bagian dari tim hoki tersebut. Gordon meminta anak-anak itu untuk menunjukkan permainan mereka dan ia sangat terkejut. Tim hoki es Distrik 5 adalah tim yang payah. Musim ini, mereka menerima 9 kekalahan tanpa satu kali pun kemenangan. Gordon memutuskan untuk pergi, tetapi anak-anak itu malah memasuki mobilnya dan meminta Gordon mengajak mereka jalan-jalan. 

Keesokan harinya, tim Distrik 5 harus bertanding melawan The Hawks. Gordon pun bertemu kembali dengan tim lamanya sekaligus mantan pelatihnya yang bernama Jack. Gordon merasa kesal melihat hal itu. Ia mengetahui bahwa The Hawks hanya menjadi runner up saat ia masih dalam tim tersebut. Sebelum dan setelahnya, mereka selalu menjadi juara. Selain itu, kini The Hawks memiliki pemain andalan yang sangat hebat bernama Adam Banks. 

Seperti biasanya, tim Distrik 5 mengalami kekalahan dalam pertandingan. Bahkan, kini mereka kalah telak dengan skor 17-0 karena tim yang mereka hadapi adalah The Hawks. Adam Banks, pemain andalan The Hawks berkali-kali mencetak skor dalam pertandingan tersebut. Gordon memarahi anak-anak dalam timnya, tetapi anak-anak tersebut merasa kekalahan adalah hal biasa bagi mereka. 

Titik Balik

Saat bersiap menghadapi pertandingan berikutnya, Gordon justru mengajari timnya untuk melakukan trik dan berpura-pura kesakitan. Dalam pertandingan, tim Distrik 5 sampai mendapat teguran dari wasit akibat para pemainnya banyak melakukan trik. Charlie adalah satu-satunya anggota tim yang tidak menuruti perintah Gordon. Ia bahkan memprotes dan tidak mau Gordon mengajarinya untuk.curang. hal itu membuat Gordon semakin frustrasi. 

Dalam satu kesempatan, Gordon mengunjungi teman lamanya yang bernama Hans. Hans juga rekan satu tim Gordon saat masih bermain hoki dahulu. Kini, Hans memiliki toko yang menjual perlengkapan hoki es. Hans dan Gordon mengenang masa lalu mereka dan bernostalgia. Selama ini, Hans selalu menganggap Gordon sebagai pemain hoki yang berbakat dan berkemampuan tinggi. 

Sepulangnya dari tempat Hans, Gordon tak bisa melupakan perkataan Hans agar Gordon mengajarkan anak-anak tim Distrik 5 untuk menyukai hoki. Selain itu, Hans juga menyemangati Gordon agar tidak menyerah. Maka, Gordon pun mencoba untuk berlatih bermain hoki seorang diri. Ia kembali mengingat kenangan masa kecilnya. Masa di mana ia merasa sangat bahagia saat bermain hoki. Semua kenangan akan kebahagiaan itu seakan membuat Gordon mendapat pencerahan. 

Memulai Kembali

Setelah menyadari kesalahannya, Gordon ke rumah Charlie untuk meminta maaf. Charlie memaafkannya setelah Gordon berjanji mereka akan membangun tim Distrik 5 menjadi tim yang hebat. Kemudian, Gordon juga berhasil meyakinkan atasannya agar perusahaan mereka mau menjadi sponsor bagi tim asuhannya. Tanpa membuang waktu. Gordon mengajak seluruh anggota tim untuk membeli perlengkapan hoki baru di toko milik Hans. 

Gordon sempat melihat seorang anak bertubuh besar bernama Fulton. Namun, anak didiknya mengatakan Fulton telanjur mendapat beasiswa untuk football sehingga tidak mungkin menjadi bagian dari tim hoki. Kemudian, saat menuju tempat latihan, Gordon tertarik dengan dua kakak beradik yang sedang berlatih seluncur es. Ia mengajak dua bersaudara yang bernama Tammy dan Tommy itu untuk bergabung dengan tim hoki dan mereka pun menerimanya. 

Di jalanan, Fulton tanpa sengaja membuat kaca mobil Gordon pecah dengan sebuah tembakan hoki. Gordon menemui Fulton, tetapi tidak untuk memarahinya. Ia tertarik dengan potensi Fulton. Ternyata, selama ini Fulton berbohong mengenai beasiswa yang ia terima. Ia hanya merasa malu karena tidak bisa berseluncur di atas es. Maka, Gordon berjanji akan mengajarinya dan Fulton pun bersedia bergabung dalam tim. 

The Mighty Ducks

Gordon mengajari Fulton berseluncur menggunakan sepatu roda. Ia mengajak serta anggota tim lainnya untuk berseluncur menelusuri sebuah pusat perbelanjaan sambil membuat sedikit kekacauan. Gordon berusaha menanamkan kepada anak didiknya bahwa bermain hoki adalah hal yang menyenangkan. Gordon pun mulai melatih tim hoki Distrik 5 dengan serius. Mereka berlatih dengan intens dan menyenangkan. Bahkan, Gordon membantu Goldberg untuk mengatasi ketakutannya sebagai seorang penjaga gawang. 

Berikutnya ia menunjukkan seragam  sekaligus nama baru bagi tim mereka, yaitu The Ducks. Awalnya, anak-anak didiknya merasa nama itu seperti sebuah lelucon. Namun, Gordon menceritakan bahwa sebenarnya bebek bukanlah binatang rendahan. Bebek merupakan golongan dari bangsawan para hewan. Selain memiliki kecerdasan yang tinggi, para bebek juga memiliki kemampuan untuk terbang dalam sebuah formasi yang kokoh nan sempurna. Mendengar hal itu, anak-anak didik Gordon pun menerima dan menyandang seragam tim The Ducks dengan bangga. 

The Ducks pun menjalani pertandingan pertama mereka melawan tim Cardinals. Dengan identitas dan semangat baru, hasil latihan intensif, serta strategi dari Gordon. The Ducks berhasil menahan lawannya dengan skor seri 2-2. Itulah kali pertama mereka tidak mengalami kekalahan. Hans memberi tahu Gordon bahwa mereka memiliki peluang untuk melakukan pertandingan play off. Ia juga menunjukkan peraturan baru yang menyangkut perubahan batas wilayah distrik. 

Antara Peraturan dan Kepercayaan

Menurut peraturan distrik yang baru, Adam Banks seharusnya bermain untuk tim The Ducks. Ketika ia mencoba untuk meluruskan hal itu kepada pengurus liga, Gordon malah melakukan kesalahan dan membuat anggota timnya kecewa. Atasan Gordon dan mantan pelatihnya memperkeruh keadaan dengan memintanya untuk melupakan masalah peraturan distrik. Namun, Gordon yang merasa diremehkan menantang balik The Hawks untuk melawan The Ducks di pertandingan final. Ia bahkan tidak peduli meskipun karena itu ia harus kehilangan pekerjaannya sebagai pengacara. 

Gordon mendatangi anggota tim The Ducks di sekolahnya. Ternyata, mereka semua berada dalam kelas yang sama. Lalu, Gordon meminta maaf atas kesalahpahaman yang telah ia buat dan berhasil mendapatkan kepercayaan dari anak-anak didiknya kembali. The Ducks seolah mendapat angin segar saat Adam Banks memutuskan untuk bergabung dalam tim itu atas niatnya sendiri. Meski sempat mendapat penolakan dari anggota tim selain Charlie, Banks mampu membuktikan dirinya dan mendapat kepercayaan dari seluruh tim The Ducks. 

Maka, The Mighty Ducks pun memenangkan pertandingan dengan kombinasi Adam Banks dan anggota tim lainnya. Tembakan super keras dari Fulton mengantar mereka menuju ke babak play off. Untuk merayakan kemenangan tersebut, Gordon mengajak The Ducks bersenang-senang dengan menonton pertandingan liga hoki. Ternyata, salah satu pemain tim liga mengenal Gordon dan menawarkannya untuk bergabung dalam tim liga divisi dua itu. Tentu saja, Gordon dan The Ducks menyambut tawaran itu dengan sukacita.

The Ducks vs The Hawks

The Mighty Ducks menunjukkan performa yang semakin meningkat dalam setiap pertandingan. Mereka memenangkan pertandingan dengan kerjasama, kombinasi permainan, dan strategi-strategi Gordon yang unik. Keberadaan Adam Banks juga membuat The Ducks menjadi lebih produktif dan mencetak banyak gol. Setelah mendapat kemenangan dari Cardinals dengan skor 4-2, The Ducks pun melaju ke babak final dan harus melawan The Hawks. 

Di babak final, The Hawks menekan sejak awal dengan mematikan pergerakan Banks. Selain itu, Hawks juga melakukan permainan keras dan membuat The Ducks tertinggal 3-0 hingga akhir babak pertama. Jack menginstruksikan timnya untuk mencederai Adam Banks di babak kedua. Rencana itu berhasil. Meski demikian, Banks sempat mencetak gol, mengubah skor menjadi 3-1, dan membangkitkan semangat timnya. Gordon memasukkan Fulton untuk menggantikan Banks. Fulton melakukan tembakan kerasnya dan memperkecil ketertinggalan The Ducks menjadi 3-2. 

Pertandingan semakin seru. The Hawks memperketat permainan dan kembali menambah angka menjadi 4-2. Namun, kombinasi Tammy dan Tommy membuat Hawks gagal fokus dan kembali kebobolan. Skor pun berubah 4-3. Kemudian, Gordon menginstruksikan The Ducks untuk menggunakan formasi andalan mereka, The Flying V, dan behasil menyamakan kedudukan (4-4). Di menit-menit Akhir, pemain The Hawks menjatuhkan Charlie sehingga The Ducks mendapatkan penalty. 

Berkat kepercayaan dan dukungan Gordon dan seluruh tim serta supporter, Charlie mencetak gol dan membuat The Ducks keluar sebagai juara. Di akhir film, Gordon meninggalkan The Ducks untuk bergabung dengan tim hoki divisi dua. Namun, ia berjanji akan kembali bersama The Mighty Ducks dan mempertahankan gelar juara mereka di pertandingan musim selanjutnya.

FAQ Sinopsis Film The Mighty Ducks 1992

Trailer The Mighty Ducks 1992

Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah penilai: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *