sinopsis I Can't Do This But I Can Do That 2010

Sinopsis Film I Can’t Do This But I Can Do That 2010

Sebuah film dokumenter pendek tentang penderita disleksia, film untuk keluarga bagi mereka yang mempunyai gangguan dalam belajar. Penggalan kisah hidup dari beberapa anak penderita disleksia, kisah pertama datang dari Abby l seorang gadis belia berusia 9 tahun, yang selalu mengalami kesulitan dalam membaca, mengeja dan menulis. Abby selalu mengalami kesulitan membedakan kata, huruf dan angka yang serupa. Ia bercerita, salah satu gurunya tak tahu bahwa ia disleksia, gurunya memerintahkan para murid untuk menulis esai dalam waktu 45 menit, abby melihat teman-temannya dengan sangat mudah memenuhi kertas dengan cerita mereka masing-masing, namun abby, bahkan tidak bisa menyelesaikan baris pertama. Orang-orang mengajari abby dengan bagaimana cara mereka belajar, bukan bagaimana cara abby belajar, bahkan ketika guru memerintahkan para murid untuk memutar jam pada jam 2:36 kemudian memutarnya tepat satu jam sebelumnya, abby memutarnya pada jam 8:00, dan ketika gurunya bertanya, abby menjawab tidak tahu, ia merasa segalanya tertutup tembok dan ia tak dapat melewatinya karena ia tak bisa memahami hal-hal mudah. Ibu abby mengatakan, abby menulis dengan cara terbalik kemudian penulisannya menjadi fonetik, ‘sister’ jadi ‘s-t-e-r’, ‘flied’ ditulis ‘f-l-y-d’, ‘heaven’ ditulis ‘h-e-v-i-n’. Abby merasa tak ada yang mengerti tentang dirinya, setiap istirahat kelas ia tak pernah bisa bermain layaknya anak-anak lain karena gurunya mengira abby tidak juga mengerti dan paling lamban belajar dari murid yang lain sehingga membutuhkan waktu ekstra. Maka dari itu abby sering dipanggil bodoh oleh teman-temannya (hmmm padahal anaknya sangat cantik). Namun setelah ia mengikuti bimbingan dari spesialis, ia perlahan bisa mengatasi kesulitannya, dan sekarang ia suka buku.

Kisah kedua disleksia adalah quenton 10, ia juga disleksia, kesulitan dalam memahami angka dan perhitungan matematika, sebagai contoh 25 sen ia memahaminya sebagai 5sen. Karena apa yang ada pada diri quenton itu pula ia sering merasa malu dibully teman-temannya disekolah, dikatakan aneh, bodoh dan lain sebagainya. Walaupun quenton disleksia ia jago dalam naik motor sport, ia sesekali mengendarai motor tril miliknya, juga kemampuan dia dalam olahraga hiking, mencapai puncak wall climbing dimana anak seusianya mungkin kesulitan.

Ketiga adalah gadis kecil cantik bernama julia, 9 tahun, ia gadis kecil yang sangat bersemangat dan ceria, ia sangat bersemangat ketika menunjukkan piagam penghargaan dari yayasan anak berkebutuhan khusus, julia mendapatkannya karena sadar bahwa anak berkebutuhan khusus selalu diejek, padahal beberapa dari mereka adalah sangat cerdas dan pintar. Dengan semangat ia berkata bahwa dirinya mempunyai banyak ide, sangat banyak ide, sampai sampai ia kesulitan menuliskan ide idenya karena terlalu banyak. Anak anak yang lain bisa menuliskan dan menyusun ide idenya, tapi julia tidak menulis satupun, ia hanya tak mampu menjadikannya kata kata dan menyusun menjadi kalimat. Karena gangguan belajar dan konsentrasi, julia kesulitan merencanakan dan menyelesaikan tugasnya, dengan lucunya ia berkata bahwa ia mempunyai kesulitan dalam memprioritaskan, menyusun, dan menyelesaikan tugas. Sosok ayah yang selalu mengajarinya agaknya diuji kesabarannya karena sulitnya julia untuk konsentrasi dan fokus, terutama pada hal hal yang tidak menarik baginya. Namun julia bisa menuliskan perasaannya, dalam puisi, ia tertarik dalam bidang penulisan puisi, ketika julia menulis puisi, tulisan bisa mengalir begitu saja, “ide akan mengalir begitu saja, seolah olah semua sudah ada” katanya. Julia berharap suatu saat nanti ada yang mempublikasikan puisi-puisinya, ia menyusun semua puisinya dalam satu bundel buku yang ia print dan ia bendel sendiri bergambar kue dan berjudul, “one more piece of cake please ! And other poems. A mother’s day collection of poems. By julia skinner-grant” (satu potong kue lagi donk ! Dan puisi yang lain. Sebuah kumpulan puisi untuk hari ibu. Oleh julia skinner-grant”).

Kisah penderita disleksia keempat adalah Joey 12 tahun, ia menderita disleksia yang mana terdapat gangguan pada pemrosesan audio, joey akan kesulitan jika berpikir dan mendengar pada saat bersamaan, joey mungkin akan terlihat tidak menanggapi apa yang dikatakan orang ketika ia sedang mengerjakan sesuatu, ia dibantu oleh seoranng dokter spesialis yang melatih cara ia mendengar. Joey dites dalam sebuah bilik yang biasanya dipakai penyanyi untuk rekaman, dan dokter mengucapkan beberapa kata melalui mikrofon dengan menutup mulut dan joey mengulangnya, setelah beberapa kata mampu diulang joey dengan benar, sang dokter menambahkan tingkat kesulitan, yaitu ditambahkan beberapa noise atau suara-suara lain, seperti orang-orang yang sedang berbicara, dan ternyata joey sama sekali tak mampu mengulang apa yang diucapkan dokter dengan cara yang sama, seperti “chair” kursi, diucapkan joey sebagai “thumb” jempol. Disekolah joey dikenal sebagai anak yang pemarah, ia sering diejek dan itu membuatnya stres, namun demikian tak menghalangi joey untuk terus berjuang, ia pandai dalam hal melukis, bahkan lukisannya sangat bagus, pelukis realis dari penderita gangguan belajar.

Kisah selanjutnya adalah beberapa penderita disleksia lain, mereka masing masing mempunyai kelebihan yang bahkan melebihi anak-anak seusianya, mulai main musik, menari, diantaranya adalah john 12 tahun dia menderita disleksia disgrafia yang membuatnya menulis dengan sangat buruk bahkan tak ada yang bisa membacanya, walau begitu john sangat suka musik dan pandai memainkan gitar.

FAQ Sinopsis Film I Can't Do This But I Can Do That 2010

Trailer I Can’t Do This But I Can Do That 2010

Nilai rata-rata 1.3 / 5. Jumlah penilai: 3

No votes so far! Be the first to rate this post.