Film 300 menceritakan tentang Leonidas, Raja Sparta yang membawa 300 prajurit terbaiknya untuk melawan ratusan ribu tentara Persia di sebuah tempat yang bernama Gerbang Neraka. Film yang berlatar belakang sekitar tahun 479 SM ini mengawali kisahnya dengan memperlihatkan bagaimana orang-orang Sparta membentuk para prajurit atau pejuangnya.
Table of Contents
This is Spartan!!!
Bayi yang lahir di Sparta akan menjalani pemeriksaan terlebih dahulu. Apakah tubuhnya kuat atau cacat. Jika si bayi memiliki kecacatan, ia akan dibuang, tetapi jika bayi tersebut memiliki fisik yang layak dan kuat, ia akan dipersiapkan menjadi seorang prajurit. Begitu pula dengan masa kecil Leonidas. Sejak berumur 7 tahun, ia telah dipisahkan dari orang tuanya.
Ia menjalani berbagai latihan keras, mulai dari pertempuran hingga bertahan hidup di alam bebas. Semua itu demi mengasah kemampuan dan nalurinya untuk bertarung dan bertahan hidup. Ketika Leonidas muda menghadapi seekor beruang yang ganas, ia sama sekali tidak memperlihatkan ketakutan atau kelemahan. Maka, ia pun kembali ke Sparta sebagai seorang raja.
Beberapa orang yang merupakan utusan Persia datang ke Sparta dan menemui Raja Leonidas. Mereka menuntut Sparta untuk menyerah dan tunduk kepada Persia, di bawah pemerintahan Raja Xerxes. Namun, Leonidas marah karena utusan tersebut menghina ratu dan rakyat Sparta. Maka, ia pun mencabut pedangnya dan menendang utusan tersebut hingga terjatuh ke dalam sebuah sumur yang sangat dalam.
Meminta restu dari sekelompok penghuni kuil yang disebu dengan Ephors telah menjadi sebuah tradisi di Sparta. Maka, Leonidas pun mendaki bukit bebatuan terjal untuk menemui Ephors tersebut. ia menyampaikan keinginan dan rencananya untuk memukul mundur tentara Persia melalui gerbang neraka. Setelah mendapat petunjuk dari oracle, para Ephors tiak mengizinkan Leonidas untuk membawa tentara Sparta. Sang raja pun pergi meninggalkan tempat itu dengan rasa marah dan kecewa.
Saat itu, Leonodas tidak mengetahui bahwa orang-orang Persia telah menyuap para Ephors. Dalam kediamannya, Gorgo sang Ratu meyakinkan Leonidas agar mengikuti kata hatinya. Ia yakin bahwa demi Sparta, raja itu tidak akan mengambil keputusan yang salah. Maka, keesokan harinya, Leonidas pun mengumpulkan 300 prajuritnya. Beberapa orang dewan mencegatnya, tetapi ia hanya mengatakan hendak berjalan-jalan dan 300 orang itu adalah pengawal pribadinya.
Menuju Gerbang Neraka
Dalam perjalanan, Daxos memimpin sekelompok prajurit Arcadians dan menghampiri Leonidas. Daxos meragukan keputusan Leonidas yang hanya membawa 300 orang saja, tetapi semangat 300 petarung sejati Sparta itu berhasil meyakinkan Daxos untuk bergabung bersama mereka. Sepanjang perjalanan itu, mereka menyaksikan desa yang telah hancur dan penuh jasad mengenaskan akibat kekejaman Persia.
Leonidas dan pasukannya pun sampai ke gerbang neraka. Mereka membunuh para pengintai Persia dan menjadikannya perekat untuk tembok yang mereka bangun di sana. Leonidas bahkan memotong lengan seorang utusan yang dikirim oleh Xerxes untuk memperingarkannya.
Seorang laki-laki bertubuh bungkuk dan cacat, tetapi memakai seragam prajurit Sparta menemui Leonidas. Lelaki yang bernama Ephialtes itu meminta izin kepada sang raja untuk bergabung dalam perang bersama para Spartan lainnya. Ia juga memberikan informasi mengenai sebuah jalan rahasia agar tentara Persia dapat menyelinap dan mengepung Leonidas dan pasukannya.
Leonidas cukup terkesan dengan tekad dan niat Ephialtes. Akan tetapi, karena kekurangan fisiknya, Leonidas tidak bisa mengabulkan keinginannya untuk menjadi prajurit Sparta. Meski demikian, Leonidas tetap memberinya tempat untuk mengurus kebutuhan para prajurit dalam bidang makanan dan pengobatan. Sayangnya, Ephialtes merasa kecewa dan menganggap keputusan Raja Sparta itu sebagai penghinaan.
Persia memulai gelombang pertama serangannya. Akan tetapi, memanfaatkan keuntungan akan sempitnya celah pada gerbang neraka, Spartan berhasil mengatasi serangan pasukan Persia yang jumlahnya berkali lipat lebih banyak itu. Keterampilan setiap prajurit Sparta benar-benar membuat tentara Persia menjadi tidak berdaya walaupun unggul dalam jumlah.
Para Pengkhianat
Setelah itu, Xerxes mendatangi Leonidas secara langsung dan menawarkan beberapa keuntungan padanya. Pastinya, syarat untuk tawaran itu adalah Leonidas dan Sparta harus tunduk padanya. Namun, Leonidas justru menghina Xerxes dan mengejek kualitas pasukannya. Maka, pada gelombang serangan kedua, Xerxes pun mengirim pasukan elitenya.
Meski dalam pertempuran itu beberapa prajurit Sparta harus gugur, keperkasaan mereka tetap mempecundangi para tentara Xerxes. Hari berikutnya, Xerxes mengirim para tentara dari Asia, para penyihir, makhluk-makhluk buas dan menyeramkan, dan sebagainya. Sayangnya, semua itu seakan tidak mampu menggoyahkan pertahanan para prajurit Sparta. Xerxes pun mulai merasa takut. Rasa putus asa dan keringat dingin mengaliri punggungnya.
Ephialtes yang sangat kecewa terhadap Leonidas dan Sparta menemui Xerxes. Xerxes menawarkan berbagai hadiah kepada Ephialtes dan pria bungkuk itu menerimanya dengan senang hati. Maka, ia pun membocorkan informasi tentang jalan rahasia yang sebelumnya ia sampaikan kepada Leonidas. Para Arcadians mengetahui hal ini, lalu Daxos menemui Leonidas dan mengatakan mereka tidak akan memiliki peluang untuk mendapat kemenangan lagi.
Daxos dan para Arcadians memilih untuk mundur dari pertempuran. Leonidas pun tidak menghalanginya. Raja Sparta itu lalu memanggil seorang prajuritnya yang bernama Dilios. Ia memerintahkan agar Dilios kembali ke Sparta, mengabarkan keadaan di gerbang neraka saat ini, serta menceritakan kisah Leonidas kepada para dewan.
Sementara itu, di Sparta, Ratu Gorgo tengah berusaha meyakinkan para dewan pemerintahan dengan pidatonya agar mengirim bantuan kepada Leonidas dan prajurit Sparta untuk menghadapi pasukan Persia. Namun, seorang anggota dewan bernama Theron justru memutarbalikkan perkataan sang ratu. Marah karena Theron telah menodai, menipu, dan mempermalukannya, Ratu Gorgo mencabut pedang dari seorang penjaga dan menusuk Theron hingga tewas. Sekeping mata uang Persia jatuh dari pakaian Theron dan membuktikan bahwa pria itu telah menerima suap dari Persia.
Kisah Raja Leonidas
Meskipun para anggota dewan pemerintah akhirnya setuju untuk mengirim tentara Sparta, mereka terlambat. Saat itu di gerbang neraka, pasukan Persia telah mengepung Leonidas dan pejuang Sparta yang tersisa dari segala arah. Dengan raut kemenangan, Xerxes berdiri dan kembali memaksa Leonidas untuk tunduk dan berlutut kepadanya. Lalu, Leonidas pun melepaskan helm prajuritnya, menjatuhkan tameng dan tombaknya, kemudian berlutut.
Namun, Leonidas tidak pernah bermaksud tunduk ataupun menyerah. Semua itu hanya tipuan belaka. Melalui satu seruan, prajurit Sparta membuka formasi, memberi jalan bagi Stelios untuk melompat dan membunuh seroang jendral dari tentara Persia. Xerxes pun murka dan memerintahkan kekuatan penuhnya menghabisi para prajurit Sparta. Leonidas sempat melempar tombaknya dan melukai Xerxes, tetapi Raja Sparta itu harus meregang nyawa dalam hujan ribuan anak panah.
Dilios menemui anggota dewan di Sparta dan melaksanakan perintah rajanya. Ia mengisahkan perjuangan Leonidas dan rekan-rekannya dalam menghadapi ratusan ribu pasukan Persia. Di akhir film ini, Dilios baru saja selesai menceritakan kisah Leonidas kepada 10.000 tentara Sparta yang siap menerjang pasukan Persia.
FAQ Sinopsis Film 300 2007
- Yang manakah Film 300 dan tentang apa ?
- Tahun Berapa 300 Rilis ?
- Siapa Sutradara Film 300 ?
- Siapa pemeran atau pemain 300 ? Mereka adalah aktor aktris terkenal diantaranya
- Tergolong genre apakah film 300 ? Film Action, Film Jadul, Film Kolosal Terbaru, Film Perang Paling Seru.